PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Mungkin
kalau dari nama, kita beranggapan, guci adalah sebuah pot yang indah dan
membuat orang tertarik melihatnya. Tapi ternyata Guci disini yang dibahas
adalah nama sebuah objek wisata di daerah Tegal dan sangat terkenal.
Guci merupakan salah satu
obyek wisata alam Kabupaten Tegal, yang diunggulkan dalam sektor
kepariwisataan. Obyek wisata Guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara
dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter diatas permukaan laut. Fenomena alam
berupa Sumber Air Panas dan dingin, diantaranya adalah Pemandian Pancuran 13
yang merupakan pemandian dengan mata air yang mengeluarkan air panas alami yang
dimiliki oleh Guci inilah yang menjadi salah satu faktor yang menarik minat
pengunjung.
Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di
obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng
serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang
memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Fasilitas yang tersedia antara lain
penginapan (kelas melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam
renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Objek Wisata
Guci
Obyek Wisata Guci
bermula setelah ditemukannya sumber mata air (bahasa jawa: tuk) di Desa Guci dan diteliti tidak mengandung racun. Maka pada tahun 1974 pemandian air panas dibuka untuk umum dengan
fasilitas yang masih alami dan belum dibuat seperti sekarang ini, wisatawan masih mandi di
bawah gua sumber mata air panas yang konon tempat itu merupakan daerah
kekuasaan dayang Nyai Roro Kidul yang bertugas di
wilayah sungai sebelah utara Gunung Slamet atau lebih dikenal Kali Gung. Dinamakan Kali
Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang agung yakni aliran mata air panas
yang melimpah sepanjang tahun, dayang Nyai Roro Kidul bernama Nyai Rantensari
yang berwujud naga maka di Pancuran
13 tersebut dibuat Patung Naga untuk mengingatkan akan daya mistis yang ada
dikawasan Obyek Wisata Guci.
Di kawasan tersebut
juga terdapat pohon beringin dan pohon karet yang sudah ratusan tahun yang
konon ditanam oleh keturunan Kyai Klitik yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah
Abdurahim pada tahun 1918. Dengan maksud
agar daerah tersebut tidak mudah longsor, kuat serta rindang. Sampai sekarang
pemandian air panas Guci menyimpan misteri kegaibannya sebab merupakan
peninggalan para wali terdahulu penyebar agama islam, dan masih banyak tempat –
tempat yang menyimpan sejarah seperti petilasan Kyai Mustofa dan makamnya di
Pekaringan berjarak 5 KM dari Desa Guci, Kyai Mustofa adalah seorang ulama keturunan
kanjeng Sunan Gunungjati yang syiar Islam kemudian bertapa di Desa Guci pada
zaman cucu Kyai Klitik.
Ulama inilah yang
memberi nama air terjun di sebelah atas Pemandian Pancuran 13 yaitu Curug
Serwiti sebab banyak muncul burung serwiti dan diatas curug itu ada lagi sebuah
curug yang indah bernama Curug Jedor yang tidak pernah diketahui asal muasal
nama tersebut.
2.2 Legenda/Mitos Wisata Air Panas Guci
Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada pukul 12 malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun.
Diceritakan air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini.
Sampai saat ini, setiap malam Jumat Kliwon, banyak orang datang dan mandi di tempat pemandian air panas ini untuk mendapat berkah. Bagi masyarakat sekitar obyek wisata ini, Guci adalah air hangat yang mengalir deras dari ujungnya, terus-menerus, tanpa henti. Kehangatan airnya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
2.3 Lokasi
Objek wisata yang berada di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal
berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan.
Dari arah Semarang, pengunjung dapat
menggunakan bus jurusan Semarang - Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal,
pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum
(minibus) menuju Desa Tuwel,
Bojong, Tegal yang
memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan
dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan
sekitar 30 menit.
2.4 Fasilitas
Ada sekitar 10 air terjun yang
terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum disebut pancuran 13.
Agak jauh sekitar satu kilometer, terdapat air terjun dengan air dingin bernama
Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun
setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor.
Pemandian pancuran 13 adalah lokasi
yang paling banyak dikunjungi orang. Disebut begitu karena memiliki pancuran
berjumlah tigabelas buah. Pemandian ini bisa dinikmati siapa saja alias tak
bayar. Selain itu, berendam di pancuran tujuh merupakan alternative lainnnya.
Di pancuran ini, penduduk desa Guci juga sering mandi entah untuk keperluan
mencari berkat maupun untuk menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng atau
penyakit kulit lain.
Fasilitas
lain yang tersedia antara lain penginapan (kelas melati sampai berbintang),
wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan
sepak bola, dan bumi perkemahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Guci Indah adalah Objek wisata yang berada di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal
berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan.
Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di
obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng
serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang
memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di
daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun
dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat
di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang
bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan
dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.
3.2 Saran
Pelaku usaha dikawasan wisata
Guci masih hanya memanfaatan sumber air panas alami guci sebagai kolam
pemandian. Padahal, sumber air panas (yang konon juga memiliki berbagai khasiat
karena kandungan belerang dan mineral lain yang berguna bagi kesehatan) ini
mempunyai potensi lain yang dapat dikembangkan dengan lebih optimal.
Kawasan Wisata Guci
dibutuhkan suatu fasilitas wisata relaksasi berupa Resort Spa sebagai salah satu usaha pengoptimalan potensi
kepariwisataan yang ada pada kawasan tersebut sehingga mampu mempertahankan dan
meningkatkan jumlah wisatawan dimasa yang akan datang, serta diharapkan menjadi
satu icon baru bagi kawasan Wisata
Air Panas Guci. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan perencanaan dan perancangan Resort
Spa di Kawasan Wisata Guci, sebagai
fasilitas pelengkap wisata.