MAKALAH PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT -->

Header Menu


MAKALAH PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

31 October 2022

1.1  Latar Belakang

Kolonialisme dan Imperialisme terjadi di Indonesia karena ambisi bangsa – bangsa di Eropa yang kuat untuk menjelajah dunia. Faktor pendorong bangsa Eropa untuk menjelajah dunia itu antara lain :

1.      Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.

2.      Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.

3.      Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.

4.      Semangat gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.

5.      Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.

6.      Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.

7.      Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).

8.      Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa. Bumi dan benda-benda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari (teori Heliosentris).

Seiring dengan berjalannya waktu dan didorong dengan usaha, bangsa Eropa berhasil masuk ke Indonesia. Awalnya hanya ingin melakukan beberapa tujuan, tetapi saat dilihat terbuka banyak kesempatan di Indonesia, bangsa – bangsa Eropa mulai mempergunakan kesempatan tersebut semaksimal mungkin, hingga terjadinya Kolonialisme dan Imperialisme.

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis mengemukakan beberapa masalah antara lain:

1.      Bagaimana kehidupan bangsa Indonesia selama masa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris ?

2.      Apa saja pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris terhadap kehidupan bangsa Indonesia di masa kini ?

3.      Apa saja pelajaran berharga yang didapat rakyat Indonesia dari peristiwa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris bagi masa depan bangsa Indonesia?

1.3    Tujuan

Terdapat beberapa tujuan yang didapatkan melalui karya tulis ini, yaitu :

1.      Mengetahui kehidupan bangsa Indonesia selama masa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris.

2.      Mengetahui pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris terhadap kehidupan bangsa Indonesia di masa kini.

3.      Mengetahui pelajaran berharga yang didapat rakyat Indonesia dari peristiwa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris bagi masa depan bangsa Indonesia.

1.4    Manfaat

Karya tulis ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1.    Sebagai informasi tambahan kepada pembaca mengenai Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris di Indonesia.

2.    Sebagai bahan acuan bagi masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami hal buruk yang sama di masa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris di Indonesia dulu.

2.1  Pengertian

2.1.1        Kolonialisme

Asal kata Kolonialisme:

Colonia: tanah permukiman/jajahan.

Coloni: negara yang dikuasainya.

Pengertian : Suatu sistem di mana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain.

Kolinialisme berasal dari bahasa latin (colonial) yang berarti tanah, tanah pemukiman, atau tanah jajahan. Kolonialisme muncul pada zaman Yunani karena petani Yunani pindah dari negaranya yang tandus ke negara yang lebih subur. Tujuan mereka pindah untuk mengolah tanah di daerah yang baru sehingga dapat meningkatkan kehidupan mereka.

Awalnya mereka sendiri, lalu setelah sukses membawa keluarganya. Mereka menganggap negara tersebut menjadi bagian Yunani sehingga penduduk Yunani yang di sana membayar upeti kepada pemerintah Yunani. Pada perkembangannya, kolonialisme sering diartikan sebagai sistem penjajahan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain.

Bentuk-bentuk kolonialisme, antara lain:

1.        Kolonia penduduk ditandai dengan menetapnya sejumlah penduduk negara asal di negara koloni sehingga mendesak pribumi. Contoh suku Indian.

2.        Koloni kelebihan penduduk dilakukan untuk mengatasi kepadatan penduduk asal. Contoh negara Jepang pada abad ke-20.

3.        Koloni deportasi ditandai dengan menetapnya orang buangan (narapidana) untuk bekerja di wilayah tersebut. Contoh penjara-penjara Prancis di Kepulauan Pasifik.

4.        Koloni eksploitasi ditandai dengan pengeksploitasian di tanah tersebut. Contohnya bangsa Indonesia dikuras Belanda 3,5 abad.

5.        Koloni sekunder merupakan tanah koloni yang tidak menguntungkan kolonialis, tapi tetap dipertahankan karena memiliki kepentingan strategis.

6.        Koloni penunjang meliputi kota pelabuhan atau pulau kecil untuk pembangunan pangkalan militer.

 

Kolonial modern berkembang pada abad ke-16 ditandai dengan penemuan besar bangsa Eropa (portugis dan Spanyol). Abad ke-17 Inggris, Prancis, Belnada menguasai Amerika Utara, hindia Barat, Hindia Muka (Asia Selatan), dan Hindia Belanda. Abad ke-19 hampir seluruh Afrika dikuasai Eropa dan mucul kolonialisator baru (Jerman, Italia, Belgia). Abad ke-20 muncul Jepang. Perkembangan itu bertujuan menguras sumber kekayaan daerah koloni demi pengolahan industri mereka.

2.1.2        Imperialisme

Asal kata Imperialisme:

Imperator: memerintah.

Imperium: sebuah kerajaan besar dengan daerah jajahan yang luas.

Pengertian: Sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya. Caranya dengan membentuk pemerintah jajahan/menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan.

 

Imperialisme dibedakan menjadi:

1.           Imperialisme kuno: berlangsung sebelum terjadinya Revolusi Industri. Negara pelopor adalah  Portugis dan Spanyol.

2.           Imperialisme modern: berlangsung setelah Revolusi Industri. Negara pelopor adalah Inggris.

 

Revolusi Industri terjadi di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sampai abad ke-19 (1750-1850). Revolusi industri adalah perubahan cara kerja manusia dari menggunakan tenaga manusia menjadi menggunakan tenaga mesin.

Imperialisme pertama kali dilakukan oleh Raja Romawi (Julius Caesar) dengan mengadakan imperialisme di wilayah Asia Barat, Eropa Selatan, dan Afrika Utara. Pada perkembangan selanjutnya, imperialisme sering diartikan sebagai penjajahan oleh suatu bangsa terhadap bangsa dan daerah lainnya.

Bentuk-bentuk imperialisme, antara lain:

Berdasarkan waktu munculnya:

1.        Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi indursti. Tujuannya 3G (glory, gold, gospel). Negara yang menganut Spanyol dan Portugis.

2.        Imperialisme modern berlangsung setelah muncul dan berkembangnya revolusi industry. Tujuannya ingin mengembangkan perekonomian (butuh bahan baku mentah yang dimiliki di Negara atau wilayah lain).

Berdasarkan tujuan penguasaan:

1.       Imperialisme politik betujuan menguasai kehidupan polotik suatu negara yang tersembunyi memalui bentuk protektorat dan mandotorium.

2.       Imperialisme ekonomi bertujuan menguasai perekonomian suatu negara terhadap negara lain.

3.       Imperialisme kebudayaan bertujuan menguasai mentalitas dan jiwa dari suatu bangsa. Imperialisme ini sulit diketahui dan dirasakan.

4.       Imperialisme militer bertujuan menguasai daerah negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata.

2.2  Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Inggris di Indonesia

Pada pertengahan tahun 1811 armada Inggris dibawah Jendral Auchmuty mendarat dengan kekuatan 100 kapal dan 12.000 tentara di Pulau Jawa yaitu di Pantai Cilincing, Batavia. Tentara Belanda tidak mampu menghadapi tentara Inggris sehingga mereka mundur ke Semarang. Tetapi akhirnya Belanda menyerah di sebuah Desa di wilayah Semarang yaitu di Desa Tuntang. Setelah Belanda menyerah kepada Inggris maka Belanda harus menandatangani Kapitulasi Tuntang artinya penyerahan Tuntang pada tahun 1811.

Namun sebelum perjanjian Tuntang ini, sebenarnya Inggris telah datang ke Indonesia jauh sebelumnya. Perhatian terhadap Indonesia dimulai sewaktu penjelajah F. Drake singgah di Ternate pada tahun 1579. Selanjutnya ekspedisi lainnya dikirim pada akhir abad ke-16 melalui kongsi dagang yang diberi nama East Indies Company (EIC). EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada Inggris sampai di Banten dan berhasil mendirikan Loji disana. Pada tahun 1604, Inggris mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun 1609 mendirikan pos di Sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan Gowa), dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia (Jakarta). Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatiannya ke daerah lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura,  Malaysia, dan Brunei Darussalam sampai memperoleh kesuksesan. Inggris kembali memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilannya memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun 1811. Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia.

Isi dari Kapitulasi Tuntang, antara lain:

1.      Pulau Jawa dan daerah sekitarnya yang dikuasai Belanda diserahkan kepada Inggris

2.      semua Tentara Belanda menjadi tawanan Inggris

3.      orang-orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.

Sejak itu Indonesia dikuasai oleh Inggris. Berdasarkan kapitulasi Tuntang ini, Indonesia diperintah oleh Inggris. Gubernur Jenderal EIC (East Indian Company) Lord Minto yang berkedudukan di Calcuta, India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur untuk Jawa dan sekitarnya. Tugas yang dibebankan kepadanya adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan dan keuangan.

Pemerintahan Raffles didasarkan atas prinsip-prinsip liberal, jadi politik kolonial yang ingin diwujudkannya adalah kebebasan dan kepastian hukum. Prinsip kebebasan menanam dan perdagangan yang menjamin produksi dan ekspor. Raffles bermaksud menerapkan politik kolonial seperti yang dijalankan Inggris di India yaitu sistem pajak tanah. 

Pada tahun 1813, terjadi perang Lipzig antar Inggris melawan Prancis. Perang itu dimenangkan oleh Inggris dan kekaisaran Napoleon di Prancis jatuh pada tahun 1814. Kekalahan Prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri Belanda yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Louis Napoleon di negeri Belanda. Pada tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara Inggris dan Belanda.  Perundingan itu menghasilkan Konvensi London atau Perjanjian London (1814), yang isinya antara lain menyepakati bahwa semua daerah di Indonesia yang pernah dikuasai Belanda harus dikembalikan lagi oleh Inggris kepada Belanda, kecuali daerah Bangka, Belitung dan Bengkulu yang diterima Inggris dari Sultan Najamuddin. Penyerahan daerah kekuasaan di antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816. Dengan demikian mulai tahun 1816, Pemerintah Hindia-Belanda dapat kembali berkuasa di Indonesia.

Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles antara lain :

a.    Bidang pemerintahan

1)      Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasai. Setiap karesidenan dikepalai oleh seorang residen dan dibantu oleh asisten residen.

2)      Bupati dijadikan sebagai pegawai negeri sehingga mereka mendapat gaji bukan memiliki tanah dan hasilnya.

3)      Melarang adanya perbudakan

b.      Dalam bidang ekonomi

1) Dilakukan perdagangan bebas

2) Melakukan monopoli garam

3) Melakukan penjualan tanah kepada swasta dan melanjutkan penanaman kopi yang sudah dilakukan oleh Belanda

c.       Dalam bidang pengadilan

Melaksanakan Landrente atau sistem sewa tanah Politik kolonial Raffles bertolak dari ideologi liberal dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan kebebasan kepada rakyat. Untuk melaksanakan gagasannya itu maka penguasa tradisinal akan dikurangi hak-haknya. Usaha mengesampingkan bupati dan kepala desa tidak berhasil. Akibatnya gagasan Raffles terutama tentang sistem sewa tanah dan pajak tanah tidak berhasil. Hal lain yang mengakibatkan gagalnya gagasan Raffles adalah perbedaan antara India dengan Jawa, dimana tingkat perkembangan ekonomi India lebih tinggi dari Jawa. Ekonomi uang sudah dikenal di India sejak abad ke-16 sedangkan di Indonesia sejak abad ke-19. Hal inilah nantinya yang mengakibatkan kegagalan penjajahan Inggris di Indonesia.Kegiatan Raffles lebih menonjol dalam bidang ilmu pengetahuan.

Jasa Raffles dalam pengembangan ilmu pengetahuan :

Kegiatan Raffles di bidang lmu pengetahuan diantaranya sebagai berikut.

1.    Pada tahun 1778 mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan yang bernama Bataviasch Genootschap.

2.    Menulis kitab sejarah berjudul "History of Java" yang terdiri dari dua jilid pada tahun 1817.

3.    Dalam bidang Botani, Raffles bersama istrinya merintis berdirinya Kebun Raya Bogor dan namanya diabadikan untuk nama bunga bangkai yang ada di Kebun Raya Bogor yaitu Rafflesia Arnoldi, karena bunga itu ditemukan oleh seorang ahli botani yang bernama Arnoldi.

Raffles memang orang yang berpandangan maju. Ia ingin memperbaiki tanah jajahan, termasuk ingin meningkatkan kemakmuran rakyat. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan menghadapi berbagai kendala. Budaya dan kebiasaan petani sulit diubah, pengawasan pemerintah kurang, dalam mengatur rakyat peran kepala desa dan bupati lebih kuat dari pada asisten residen yang berasal dari orang-orang Eropa. Raffles juga sulit melepaskan kultur sebagai penjajah. Kerja rodi, perbudakan dan juga monopoli masih juga dilaksanakan. Misalnya kerja rodi untuk pembuatan dan perbaikan jalan ataupun jembatan, dan melakukan monopoli garam.

Perubahan politik yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahan Raffles di Indonesia. Pada tahun 1814, Napoleon Bonaparte akhirnya menyerah kepada Inggris. Belanda lepas dari kendali Prancis. Hubungan antara Belanda dan Inggris sebenarnya akur, dan mereka mengadakan pertemuan di London, Inggris.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Convention of London 1814. Isinya Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu direbut Inggris. Status Indonesia dikembalikan  sebagaimana dulu sebelum perang, yaitu di bawah kekuasaan Belanda.

Penyerahan wilayah  Hindia  Belanda dari Inggris kepada Belanda berlangsung di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816. Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili oleh Mr. Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.

 

2.3  Dampak Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris di Indonesia

Dalam pelaksanaannya, sistem Landrent di Indonesia mengalami kegagalan, karena:

a.    sulit menentukan besar kecilnya pajak untuk  pemilik  tanah yang luasnya berbeda

b.    sulit menentukan luas sempit dan tingkat kesuburan tanah

c.    terbatasnya jumlah pegawai

d.   masyarakat pedesaan belum terbiasa dengan sistem uang

Dampak Positif Kolonialisme dan Imperialisme, adalah sebagai berikut.

1.    Indonesia terbantu dengan dirintisnya Kebun Raya Bogor oleh Raffles dan Istrinya

2.    Indonesia tidak terlalu tertekan bila dibandingkan dengan Kolonialisme Belanda yang lebih kejam

3.    Rakyat diberi kebebasan dalam hal memilih tanaman yang ingin ditanam, tetapi tentunya yang harus laku di pasar dunia, misalnya tebu, kopi, dan nila

4.    Indonesia terbantu dengan dibantunya penemuan bunga bangkai Rafflessia Arnoldi yang masih diakui sampai sekarang

Dampak negatif Kolonialisme dan Imperialisme adalah sebagai berikut.

1.    Meskipun Raffless tidak terlalu menekan rakyat Indonesia, tetapi tetap saja rakyat menderita di bawah kekuasaan Raffles

2.    Secara umum Raffles boleh dikatakan kurang berhasil untuk mengendalikan tanah jajahan sesuai dengan idenya. Pemerintah Inggris tidak memperoleh keuntungan yang berarti. Sementara rakyat juga tetap menderita

3.    Penjajahan yang sambung menyambung terjadi membuat rakyat Indonesia menderita

3.1  Kesimpulan

Melalui karya tulis yang telah disusun, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan bangsa Indonesia selama masa Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris selama lima tahun (1811-1816). Rakyat Indonesia mengalami penderitaan tetapi tidak separah saat masa Belanda berkuasa, karena rakyat masih diperkenankan bebas memilih tanaman yang ingin ditanam, tetapi yang laku di pasar internasional.

Meskipun Indonesia dijajah dalam waktu yang cukup singkat bila dibandingkan dengan bangsa Eropa yang lain, tetapi Indonesia terbantu dalam beberapa hal, antara lain di bidang pengetahuan, yaitu penemuan bunga bangkai Rafflesia Arnoldii dan dirintisnya Kebun Raya Bogor.

Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Inggris di Indonesia tidak hanya berdampak negatif, yaitu sengsara yang diderita rakyatnya, tetapi juga memberi dampak positif yaitu dalam bidang pengetahuan.

Most Popular